Senin, 29 Oktober 2012

Catatan Kaki Karimunjawa



--- Under Wave Karimunjawa ---
03.00 WIB : Pagi masih senyap namun nampak basah sepanjang jalanan aspal yang dipenuhi air serta rintikan suara gerimis jatuh membasahi papan selamat datang di Pelabuhan Kartini Jepara.  Mulai tersadar dari rautan mimpi-mimpi yang terbata-bata sepanjang perjalanan Jogja-Jepara di tengah malam.  Bukan karena kebersamaan kami yang mewarnai pengalaman malam untuk menuju tempat ini, namun hasrat sang pengemudi yang lekas ingin sampai pada tujuan 
kami untuk menikmati udara pagi di ujung pelabuhan Kartini. 
Gerimis kecil meyambut kedatangan kami untuk tiba di pelabuhan Kartini. Suasana nampak sangat sepi, hanya dijumpai kendaraan tradisional berpenumpang roda tiga yang terparkir di pinggir-pinggir marka parkir. Pelancong atau kami sebut turisker pun belum banyak berdatangan, hanya terhitung 4-5 orang yang menguasai kursi-kursi tunggu di pelabuhan Kartini.  Ungkapan TERIMA kASIH kepada mas sopir travel kami yang telah membawa kami dalam perjalanan hebatnya menggunakan minibus berawak 6 (enam) orang didalamnya.  Dan kami harus merelakannya untuk kembali ke Jogja dan meninggalkan kami di pinggir dermaga kecil beraromakan air laut yang tak kasat mata diwaktu itu.
Dermaga pelabuhan kartini masih Nampak sepi, dan akhirnya kami menguasai beberapa kursi-kursi ruang tunggu sembari merebahkan badan menunggu sang fajar terbit dari ujung dermaga pelabuhan.  Pagi itu juga pun mulai berdatangan para turisker yang hendak berlayar dengan kapal yang sama dengan tujuan kami.  Pagi yang senyap mulai berisik dengan suara-suara orang, travel roda 4 berdatangan, kayuhan becak dengan penumpang di dalamnya, mobil bak terbuka yang membawa sarana logistic untuk diseberangkan bersama kami menuju Pulau Karimunjawa.
dermaga kartini
KMP Muria
06.30 WIB antrian loket pelabuhan mulai terlihat dan para pelancong pun ikut memeriahkan barisan dengan satu tujuan.  Harapan mereka sama yaitu demi mendapatkan tiket penyeberangan menggunakan KMP Muria.  KMP Muria adalah kapal motor penumpang yang melayani rute Jepara – Karimunjawa dan sebaliknya.  Kapal ini merupakan favorit transportasi masyarakat karimunjawa yang hendak berpergian keluar masuk pulau karimunjawa. Perjalanan menggunakan KMP Muria memakan waktu 5-6 jam perjalanan.  Bisa anda bayangkan persiapan seperti apa yang menurut anda butuhkan untuk pilihan kapal jenis ini? Kapal ini memiliki 2 tipe kelas yaitu VIP dan Ekonomi.  Para turisker juga tidak usah khawatir dengan durasi waktu lamanya menyeberang menggunakan KMP Muria, namun ada juga pilihan kapal cepat Bahari Ekspres (pengantar pulang nanti), dengan jadwal yang berbeda, namun kami sarankan kalo bisa harus pesan jauh-jauh hari. 
sarapan pagi
08.30 WIB: Pagi itu kami sarapan dulu di warung Pak Bambang, sebuah warung kecil yang rame di pinggir dermaga kartini.  Banyak turisker yang menghabiskan segelas teh atau semangkok mie ditambah pilihan soto di meja makan yang berjajar disana.  Selain itu juga terdapat rujukan toilet sekedar cuci muka atau mandi pagi sebelum menuju ke kapal.  Tiket yang kami pesan untuk keberangkatan kami sudah dipesankan oleh Pak Bambang. Kami tinggal menuliskan nama-nama orang untuk ditiket tersebut sebagai data di pihak ASDP sana.  Segelas teh dan semangkok soto meningkatkan energy kami untuk segera bergegas menuju kapal.  Pemandangan yang kami jumpai disana tentu saja para penumpang yang rame serta suasana bongkar muat di demaga tersebut.  Tiba di Kapal suasana sudah rame, diantara banyak deretan kursi biru, hanya tinggal 1-2 deret saja yang kosong.  Dan kami akhirnya mendapatkan tempat duduk yang nyaman sambil menikmati birunya lautan. 
prepare to KMP Muria
09.00 WIB sebut saja dia hansaaa, Destira, Eri dan Rocky duduk berderet dikursi yang sama.  Dan sebut juga mereka Toomie dan Firli duduk berdua dideret yang berbeda dengan kami, namun masih dalam radius jangkauan dari keduanya.  Suasana rame dan kapal pun berangkat terlambat 30 menit dari jam seharusnya.  Angin cukup bersahabat dan matahari pun belum sempurna menunjukan rasa panasnya di awal keberangkatan kami.  Birunya air laut yang terdesak sana-sini dengan ombak laut yang tidak tenang membawa kami dalam perjalanan kapal ini.  Berbagai pengalaman kami dapatkan tentang dinamika yang ada didalam kapal ini.  Mulai dari pergerakan kapal yang pelan sehingga sering diplesetkan KMP menjadi kepanjangan dari Kapal Motor Pelan (#hahahaaa).  Kemudian hiburan musik dangdut didalam kapal tersebut, suasana ramenya orang bersenda gurau. 
15.00 WIB : Gundukan bukit berwarna hijau mulai menunjukan penampakannya dari seberang lautan ini.  Dan itulah Pulau Karimunjawa yang hendak kami singgahi dalam perjalanan kali ini.  Ini adalah kedua kali saya datang kesini sembari berpetulang menikmati keindahan pulau Karimunjawa.  Nampak berbeda dari tahun 2008 yang lalu dibandingkan sekarang.  Nampak bangunan dermaga yang mulai tertata rapi dengan fasilitas pusat informasi.  Nampak bangunan-bangunan rumah, penginapan, hotel dan resort yang terlihat berbeda dengan pengalaman 4 tahun yang lalu.  Nampak pula mas Alex pemandu kami yang ternyata orangnya sangat asyik menemani kami sepanjang petualang di pulau Karimunjawa.  Cuma satu hal yang sama di moment yang berbeda, yaitu masih aktifnya kapal-kapal nelayan dipinggir dermaga karimunjawa. 
sun set dermaga karimunjawa
Senja sore kami habiskan didermaga karimunjawa.  Homestay kami tidak jauh dari dermaga hanya berjarak 50 m dari pinggir dermaga.  Kami tinggal di rumah Bu Endang untuk rencana 3 malam kedepan.  Fasilitasnya cukup lengkap dengan kamar yang sudah berisi kasur untuk tidur serta kamar mandi didalam kamr tersebut.  Dan tidak segan-segan kami menonton tivi yang ada dirang tamu itu.  Sore hari itu kami habiskan untuk istirahat, mandi dan makan.  Dan waktu terbenamnya matahari kami curahkan waktunya di dermaga karimunjawa. 
Senja sore terbilang sangat bagus dengan suasana yang tenang dan keceriaan kita serta nuansa cerah menghiasi pulau karimunjawa.  Akhirya kami dapatkan moment terbenamnya matahari dan seiring itu pula kami berbegas kembali ke homestay.
ikan bakar alun-alun karimunjawa
19.00 WIB : Kami habiskan waktu malam menuju alun-alun pusat karimunjawa.  Sampai disana ternyata suasana sangat rame termasuk keberuntungan malam itu dengan hadirnya panggung hiburan dalam rangka memperingati hari TNI. Suasana tentu sangat rame hingga larut malam.  Malam itu kami habiskan dipinggir lapangan dengan mencicipi BAKSO KARIMUNJAWA dan DEGAN BAKAR dengan rasa dan aroma sana tentu saja.

Malam disana kami habiskan waktunya untuk beristirahat, tidak sekedar memejamkan mata, namun lebih dari menyandarkan lelah serta mimpi-mimpi indah untuk perjalanan esok pagi.

ready to snorkling
the wave cloth
06.00 WIB : Makan pagi sudah disiapkan oleh bu Endang, kami makan kemudian mandi serta bergegas menuju demaga untu bersiap-siap berpetualang.  Di dermaga sudah menunggu mas Alex beserta crew nya dan kapal-kapal yan akan mengantar kami menuju pulau panjang, menjangan besar/kecil, cemara dan tentu saja SNORKLING.  Pagi itu kami satu perahu dengan turisker lainnya sebut aja dia Andrea Capelo dan Georgia Adam.  

Dari namanya tentu saja bukan penduduk asli situ kan.  Mereka berdua memang benar2 turis yang berasal dari Italy dan Austalia.  Mereka sangat enjoy dan bersahabat dengan kami disepanjang perjalanan travelling ini.  Oiyaaaa perjalanan kami juga mendapat support dari sponsor lho, sebut aja Wave Cloth <<< berbagai merchandise yang menemani perjalanan kami.
Pilihan yang nyaman dan bergaya, pilihlah WAVE CLOTH (“Iklan” )
Satu hari full kita mengunjungi pulau-pulau menawan dengan dibarengi Snorkling yang fantastic dan itu kami lakukan hingga hari ketiga selama di Karimunjawa. Dan tentu saja masakan cumi ala bu Endang memang enaakkk,:))
thanks mas Alex, Bu Endang, Pak Supriyanto, Kasat Bahari Ekspress, Danramil Karimunjawa, mas dendii (snorkling guide), mba Artha, mas Pothet dan BRI Cabang Karimunjawa atas kebaikannya mempersilahkan kami nonton bola tengah malam :))

Menjangan Island


resort

Cemara Island

Gosong Island
Under Wave

Under Wave
swimming with shark


Rabu, 10 Oktober 2012

Penulusuran ke Goa Buniayu-Sukabumi


ditulis oleh  mba Tyas Wening tentang perjalanannya 
ke Goa Buniayu-Sukabumi
englishnite04@yahoo.com

Hai hai semuanya, ketemu lagi sama saya.  
Oke, kali ini saya bakal bagi-bagi pengalaman perjalanan dan penulusuran ke Goa Buniayu-Sukabumi yang baru saja saya sambangi.  Kesan saya tentang kota Sukabumi, kota ini punya udara yang masih terbilang segar, masih dingin, beda lah sama Jakarta apalagi tempat saya tinggal sekarang, Tangerang.  
didalam gua
Lets see >> Goa Buniayu sendiri berada di desa Kerta Angsana, kecamatan Nyalindung, Sukabumi.  Saya, bersama 15 teman saya memulai perjalanan dari terminal Kampung Rambutan, Jakarta pada Jumat malam.  Kami berangkat pukul 9 malam menggunakan bus umum non-AC Jurusan Jakarta-Sukabumi.  Perjalanan Jakarta-Sukabumi memakan waktu 3-4 jam.  Kami tiba di Terminal Sukabumi pukul 12.30 dini hari.  Untuk mencapai homestay yang masih memakan waktu 2 jam, kami menyewa 1 mobil angkutan umum berjenis carry, dengan keadaan lumayan berdesakan.  Kami menyewa mobil tersebut dengan kesepakatan diantar sampai homestay dan Minggu pagi (jam 10) dijemput dan diantar kembali ke Terminal Sukabumi.  Kami tiba di homestay pukul 3 dini hari.  

homestay
Keadaan homestay seperti saung bambu berukuran lumayan besar, keadaannya terbuka tanpa kamar, dan dikelilingi pepohonan.  Suasananya yang begitu asri, dengan udara dingin, dan lingkungan yang sangat kondusif untuk istirahat.  Karena homestay ini tidak menyediakan selimut dan bantal, maka saya menyarankan untuk membawa sleeping bag dan bantal portable.  Untuk urusan toilet homestay ini memiliki 6 toilet yang terletak tidak begitu jauh dari saung tempat saya tidur. Keadaanya pun bersih.  Untuk sarapan tidak usah khawatir pihak homestay telah menyediakan.  Teh, kopi hangat, nasi goreng, telur ceplok, pisang rebus, dan moci disuguhkan di meja makan di tengah pepohonan di depan saung kami berada. Suasana dan menu yang disediakan membuat sarapan menjadi sangat nikmat dan bersahabat.  Sekitar pukul 9 ketua pengelola Goa Buniayu datang ke homestay untuk memberikan pengarahan mengenai Goa Buniayu yang akan kami telusuri.  
the real team
Untuk biaya penelusuran tergantung pada jenis Goa.  Kelompok kami memilih untuk menelusuri Goa Vertikal (vertical hole) yang memiliki kedalaman kurang lebih 70m dan panjang 1500m.  Alat yang wajib kamu bawa adalah headlamp, memang para guide memakai penerangan yg lumayan lengkap tetapi untuk kenyamanan sendiri lebih baik membawanya.  Dan bagi kaum narsis bisa saja membawa kamera kedalam goa dengan catatan semua resiko ditanggung sendiri karena memang banyak hal menarik yang bisa menjadi objek narsis.  Saya sarankan untuk membawa kamera yang tahan air atau menggunakan housing, karena keadaan goa lumayan basah dan berlumpur.  
pasukan bebek (jln atu-atu)
Pukul 10 pagi kelompok kami memulai penelusuran goa, banyak sekali hal yang unik yang akan dijumpai di dalam goa.  Tetesan air yang membetuk stalagmite dan stalactite dengan berbagai bentuk sampai makhluk hidup yang hidup di dalam goa tersebut.  Semuanya cukup mengagumkan.  Penelusuran di goa pun sangat seru karena medannya beragam.  Mulai dari raplig, climbing, menyusuri sungai yang airnya setinggi paha orang dewasa (ketika musim hujan bisa lebih), dan menyusuri medan berlumpur lumayan pekat dan tebal. Pukul 3 sore penyusuran goa selesai.  Setelah beristirahat sejenak, kami diantar ke curug bibijilan untuk bebersih diri menggunakan mobil bak terbuka.  Setelah bersih kami diantar ke homestay untuk mandi, ganti baju, dan makan sore.  Menu makan sore kali ini pun tak kalah enaknya dengan sarapan tadi pagi, yaitu: sayur sop ayam, teri goring, tempe, perkedel, dan sambal.  
penampang atas gua
Pukul 5 sore kami pindah ke homestay (rumah penduduk) tak jauh dari homestay pertama.  Fasilitas homestay dengan 1 kamar tidur dengan tempat tidur double, ruang tamu, ruang keluarga yang memiliki 1 tempat tidur double, dan 1 kamar mandi sangat sederhana. Kegiatan malam kami isi dengan berbagi cerita dan bernyanyi diiringi gitar.  Karena sudah lelah kami pun istirahat.  Keesokan paginya, kami mandi, packing, dan bersiap pulang.  Dari perjalanan kali ini, slogan yang paling saya ingat adalah “jangan meninggalkan sesuatu di dalam goa kecuali jejak kaki, jangan mengambil sesuatu kecuali foto, jangan membunuh sesuatu kecuali waktu”.
makan pagi
kami cinta Indonesia

Note: untuk keterangan paket Goa lebih lengkap dapat dilihat di  www.buniayucave.com