Jalan desa menuju jalur jenaka |
Mungkin cerita tentang pengalaman kami ini terkesan
tidak up to date dan itu wajar coy! Kala itu kita belum berpikiran untuk
menduniamayakan pengalaman-pengalaman
wolles kita seperti ini. Bersyukur
sekarang kita sudah mempunyai media share yang bertajuk T.M.T alias The Macak Turis. Maka
dari itu, tidak perlu ragu dan sungkan berbagilah cerita dan pengalamanmu di
wadah ini. Soir, coy! Malah ngelantur
kemana-mana nih.
Angkat sepeda mu, nak! |
Berkubang lumpur |
Ingat novel berjudul Lima Sekawan? |
Laskar Selis |
Kali ini saya akan berbagi pengalaman
bersepeda bersama bersama teman-teman yang sekarang menamakan diri sebagai The Macak Turis. Setelah malam harinya
kami sempat hangout bareng dan
memutuskan untuk bersepeda bersama, keesokan harinya (31/12/2011) tepat pukul
6.00 pagi kami bertemu dititik pertemuan yaitu di Alun-alun Kutoarjo. Selang sekitar
10 menit dari waktu kesepakatan, kita pun mulai perjalanan konyol itu dengan
kondisi cuaca “gemiris mengundang”. Bagaimana tidak dikatakan konyol? Karena hanya
saya dan Edu'u yang mengetahui rencana untuk melewati rute tersebut. Dengan
maksud untuk mengerjai teman-teman yang lain. Mulailah kita menjauh dari jalan
besar dan mulai memasuki jalan desa (aspal kecil), melihat cuaca saat itu saya
mulai “tertawa iblis” didalam hati. Beberapa temanpun mulai curiga dan
menggerutu, terlebih ketika kita mulai melintasi komplek makam tua yang
merupakan gerbang menuju rute petualangan pagi itu. Dan benar saja, tidak berselang
lama dari deretan makam itu, kita mulai disambut blok perkebunan jagung dan
rumput gajah. Dan makian demi makian konyolpun mulai dilontarkan kepada saya,
jalan setapak berlumpurpun mulai tersenyum menyambut kami. Dengan penuh rasa
bersalah (*pura-pura aja sih,coy!), saya terus berusaha memberi motivasi kepada teman-teman
saya supaya tetap semangat.
Berfoto dibekas pabrik tua |
Rute berikutnya kita memasuki komplek
perkebunan buah rambutan dan jeruk (beberapa durian), dari situlah saya mulai
menerima hukuman dari seluruh rombongan pagi itu. Adapun hukuman yang saya
terima pagi itu adalah “menuruti semua permintaan berfoto para rombongan, dan
kepada saya diberlakukan larangan berfoto” (sangksi tegas ala ormas dehh!). Dan perjalanan
lanjut kembali,coy! Melintasi sepanjang Sungai Selis yang terkenal dengan mitos
buaya pink, upss salah! Maksudnya buaya putih, gitu! Tidak ketinggalan selalu
adalah kubanganan-kubangan lumpur yang selalu menemani kami. Perjalanan pagi itupun
sempat berhenti sejenak disebuah bangunan tua bekas pabrik, dari sanalah
hukuman saya tadi mulai selesai, dan itupun karena baterai kamera ngedrop. Sempat berunding sejenak, dan
kamipun melanjutkan perjalanan kami kembali. Kali ini seluruh peserta mulai
sumpringah, karena jalan yang kami lalui mulai memasuki jalanan beraspal dan
menunju jalan besar utama. Ketika itu pula perjalanan kamipun mulai berakhir,
salah seorang temanpun menawarkan untuk mampir dan beristirahat di rumahnya. Dan
tentu saja, tawaran tersebut disambut dengan lebih sumringah lagi oleh kami. Sesampai
dirumah seorang teman tersebut, kami manfaatkan untuk beristirahat, mencuci sepeda dan pastinya menikmati jamuan makan pagi
menjelang siang yang dihidangkan (Mie instan, telur dan nasi ngebul).
Hilangkan lumpur yang menempel |
Perjalanan yang telah kami lalui tersebut
melalui wilayah Desa Bandung dan Desa Pekuthan yang terletak di wilayah
Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Rute yang kami tempuhpun tidak terlalu
jauh (kurang dari 5 Km), namun sensasi dan pengalaman yang dibalur keceriaan
sepanjang perjalanan itu yang menjadi point utama kami. Adapun rombongan kami saat itu adalah Rocky, Tomy, Daniel, Edu'u, Dado dan saya sendiri (Towigabasu). Perjalanan ini saya
namakan “Tip-tipan Asuk-asuk” berasal dari kata “Pit-pitan Suka-suka” yang
berarti “Sepedaan Suka-suka”. Mengapa demikian? Saya sebut suka-suka disini
karena kami lebih mengutamakan kesenangan dan kecerian bersama tanpa membedakan
jenis sepeda yang kami miliki. “Apapun sepedanya, situ suka? Hajar!!!”
*Kamus mini
Wolles : Kebalikan dari kata Sellow, yang diartikan sebagai santai, kalem, tenang. Atau bisa diaplikasikan dengan sebagai arti "menyenangkan".
Soir : Kebalikan dari kata sori, dari asal kata "sorry" yang berarti maaf. Kata ini muncul diera film LUPUS dan Catatan Si Boy (klasik).
Menduniamayakan: Diartikan sebagai internet, alay dikitlah.heheheee
*Kamus mini
Wolles : Kebalikan dari kata Sellow, yang diartikan sebagai santai, kalem, tenang. Atau bisa diaplikasikan dengan sebagai arti "menyenangkan".
Soir : Kebalikan dari kata sori, dari asal kata "sorry" yang berarti maaf. Kata ini muncul diera film LUPUS dan Catatan Si Boy (klasik).
Menduniamayakan: Diartikan sebagai internet, alay dikitlah.heheheee
**masih ada 2 cerita lagi dari topik: Tip-tipan ASuk-asuk. coming soon :) by towigabasu
BalasHapuskok dikit ya orangnya mana si mister x hahahahahha
BalasHapusit's over,dude.hahahaaa... (kemaren udah di sms sama admin ganteng kan?)
Hapus