Sabtu, 03 Maret 2012

"Tip-tipan Asuk-asuk: Mudman Series"


Jalan desa menuju jalur jenaka
Mungkin cerita tentang pengalaman kami ini terkesan tidak up to date dan itu wajar coy! Kala itu kita belum berpikiran untuk menduniamayakan pengalaman-pengalaman wolles kita seperti ini. Bersyukur sekarang kita sudah mempunyai media share yang bertajuk T.M.T alias The Macak Turis. Maka dari itu, tidak perlu ragu dan sungkan berbagilah cerita dan pengalamanmu di wadah ini. Soir, coy! Malah ngelantur kemana-mana nih.

Angkat sepeda mu, nak!
Berkubang lumpur
Ingat novel berjudul Lima Sekawan?
Laskar Selis
Kali ini saya akan berbagi pengalaman bersepeda bersama bersama teman-teman yang sekarang menamakan diri sebagai The Macak Turis. Setelah malam harinya kami sempat hangout bareng dan memutuskan untuk bersepeda bersama, keesokan harinya (31/12/2011) tepat pukul 6.00 pagi kami bertemu dititik pertemuan yaitu di Alun-alun Kutoarjo. Selang sekitar 10 menit dari waktu kesepakatan, kita pun mulai perjalanan konyol itu dengan kondisi cuaca “gemiris mengundang”. Bagaimana tidak dikatakan konyol? Karena hanya saya dan Edu'u  yang mengetahui rencana untuk melewati rute tersebut. Dengan maksud untuk mengerjai teman-teman yang lain. Mulailah kita menjauh dari jalan besar dan mulai memasuki jalan desa (aspal kecil), melihat cuaca saat itu saya mulai “tertawa iblis” didalam hati. Beberapa temanpun mulai curiga dan menggerutu, terlebih ketika kita mulai melintasi komplek makam tua yang merupakan gerbang menuju rute petualangan pagi itu. Dan benar saja, tidak berselang lama dari deretan makam itu, kita mulai disambut blok perkebunan jagung dan rumput gajah. Dan makian demi makian konyolpun mulai dilontarkan kepada saya, jalan setapak berlumpurpun mulai tersenyum menyambut kami. Dengan penuh rasa bersalah (*pura-pura aja sih,coy!), saya terus berusaha memberi motivasi kepada teman-teman saya supaya tetap semangat.

Berfoto dibekas pabrik tua
Rute berikutnya kita memasuki komplek perkebunan buah rambutan dan jeruk (beberapa durian), dari situlah saya mulai menerima hukuman dari seluruh rombongan pagi itu. Adapun hukuman yang saya terima pagi itu adalah “menuruti semua permintaan berfoto para rombongan, dan kepada saya diberlakukan larangan berfoto” (sangksi tegas ala ormas dehh!). Dan perjalanan lanjut kembali,coy! Melintasi sepanjang Sungai Selis yang terkenal dengan mitos buaya pink, upss salah! Maksudnya buaya putih, gitu! Tidak ketinggalan selalu adalah kubanganan-kubangan lumpur yang selalu menemani kami. Perjalanan pagi itupun sempat berhenti sejenak disebuah bangunan tua bekas pabrik, dari sanalah hukuman saya tadi mulai selesai, dan itupun karena baterai kamera ngedrop. Sempat berunding sejenak, dan kamipun melanjutkan perjalanan kami kembali. Kali ini seluruh peserta mulai sumpringah, karena jalan yang kami lalui mulai memasuki jalanan beraspal dan menunju jalan besar utama. Ketika itu pula perjalanan kamipun mulai berakhir, salah seorang temanpun menawarkan untuk mampir dan beristirahat di rumahnya. Dan tentu saja, tawaran tersebut disambut dengan lebih sumringah lagi oleh kami. Sesampai dirumah seorang teman tersebut, kami manfaatkan untuk beristirahat, mencuci  sepeda dan pastinya menikmati jamuan makan pagi menjelang siang yang dihidangkan (Mie instan, telur dan nasi ngebul).

Hilangkan lumpur yang menempel
Perjalanan yang telah kami lalui tersebut melalui wilayah Desa Bandung dan Desa Pekuthan yang terletak di wilayah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Rute yang kami tempuhpun tidak terlalu jauh (kurang dari 5 Km), namun sensasi dan pengalaman yang dibalur keceriaan sepanjang perjalanan itu yang menjadi point utama kami. Adapun rombongan kami saat itu adalah RockyTomyDanielEdu'uDado dan saya sendiri (Towigabasu). Perjalanan ini saya namakan “Tip-tipan Asuk-asuk” berasal dari kata “Pit-pitan Suka-suka” yang berarti “Sepedaan Suka-suka”. Mengapa demikian? Saya sebut suka-suka disini karena kami lebih mengutamakan kesenangan dan kecerian bersama tanpa membedakan jenis sepeda yang kami miliki. “Apapun sepedanya, situ suka? Hajar!!!”






*Kamus mini
Wolles : Kebalikan dari kata Sellow, yang diartikan sebagai santai, kalem, tenang. Atau bisa diaplikasikan dengan sebagai arti "menyenangkan".
Soir   : Kebalikan dari kata sori, dari asal kata "sorry" yang berarti maaf. Kata ini muncul diera film LUPUS dan Catatan Si Boy (klasik).
Menduniamayakan: Diartikan sebagai internet, alay dikitlah.heheheee





3 komentar:

  1. **masih ada 2 cerita lagi dari topik: Tip-tipan ASuk-asuk. coming soon :) by towigabasu

    BalasHapus
  2. kok dikit ya orangnya mana si mister x hahahahahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. it's over,dude.hahahaaa... (kemaren udah di sms sama admin ganteng kan?)

      Hapus